Diabetes dan Hipoglikemia

Kemarin, setelah selesai waktu berbuka puasa, ada tamu datang ke rumah, ada keperluan dengan bapak. Tetapi belum sempat mengutarakan maksudnya kepada bapak, tiba-tiba datang seorang pemuda menyusul dan bilang kepada tamu bapak, "Pak, ibunya 'anu' pingsan". Tentu saja dengan buru-buru tamu tersebut pulang lagi.

Si ibu memang seorang yang baru saja terkena diabetes. Hanya sebuah dugaan saja, ibu tersebut puasa, kemudian mengalami hipoglikemia, yaitu keadaan dimana kadar gula darah turun terlalu rendah di bawah normal. Keadaan seperti ini memang keadaan yang benar-benar genting. Akan tetapi sebenarnya penyelesaiannya tidak sesulit keadaan bahayanya.

Kemudian, bapak masuk lagi dan bilang kalau Pak "anu" belum sempat membahas keperluannya, karena bla bla bla. Tentu saja, sebagai penderita diabetes yang sudah cukup lama, aku dan keluargaku cukup mengenali keadaan ini. Jadi buru-buru kakakku kirim sms untuk segera memberikan minuman manis untuk si ibu.

Kejadian seperti ini memang sering membuat heboh keluarga yang salah-satu anggotanya baru saja terkena diabetes. Ada beberapa tetanggaku, yang meninggal karena keadaan seperti ini. Dan hal ini bisa saja menimpaku seandainya waktu itu, kakakku kurang cepat dalam mengambil tindakan penyelamatan untukku.

Pagi itu, sekitar jam 10 pagi, itu jadwal snack pagi untukku. Tapi saat itu aku merasa benar-benar tidak enak. Aku merasakan ada sebuah kegelisahan yang aku sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Karena itu, aku akhirnya tidur, bahkan sebelum sempat menghabiskan minumku. Sebuah kekeliruan yang fatal.

Jika aku telah mengetahui bahwa sebenarnya saat itu aku mengalami hipoglikemia, tentu yang aku lakukan bukan tidur, tetapi makan. Akan tetapi karena aku belum mengenali gejala tersebut, maka aku memilih untuk tidur.

Sholat dzuhur aku lewati, demikian juga dengan makan siang. Keluargaku belum menyadari hal ini. Pada jam segitu kakakku juga belum pulang dari kantor. Kakakku menyadari ada yang aneh adalah saat adzan ashar, aku tidak beranjak dari kamarku. Kemudian saat sudah sekitar jam 4 sore aku masih belum keluar, kakakku benar-benar yakin ada yang tidak beres denganku. 

Akhirnya kakakku masuk, dan menemukanku masih tertidur. Dia mendekatiku dan memegang kakiku. Kakiku begitu dingin dan berkeringat. Kakakku membangunkanku, tetepi menurut ceritanya, aku mengamuk saat dibangunkan :)) kok bisa?

Yakinlah keluargaku bahwa aku dalam keadaan yang tidak normal. Mau dibawa ke Rumah Sakit, tapi bagaimana, sedangkan dibangunkan saja mengamuk. Tapi syukurlah karena kakakku ingat untuk membuat teh manis, kemudian membantu meminumkannya padaku.

Lamat-lamat mendengar suara-suara, dan aku terbangun dari tidur. Wah sudah subuh. Aku berpikir begitu karena keadaan gelap dan aku mendengar adzan. Tidak lama kemudian, lho! ini maghrib, terus berarti... aku tidak sholat dzuhur dan ashar?

Aku memanggil ibuku, "Bu...ini maghrib ya? Aku belum sholat dzuhur dan ashar". Setelah itu, ibu bercerita tentang keadaanku, tentang aku yang mengamuk, tentang kakakku yang memberi minum teh manis untukku, dan sebagainya. Anehnya, aku sama-sekali tidak ingat kejadian itu. Menurut ibuku, aku juga sempat bertanya-jawab dengan mereka. Seperti saat kakakku bertanya padaku "Kenapa denganmu?" aku pun menjawab, "Tidak ada apa-apa". Tapi sungguh aneh bahwa aku tidak ingat apapun tentang itu.

Aku sungguh bersyukur bahwa aku tidak hidup sendiri, misalnya di tempat kost, yang kemungkinan besar teman-temanku tidak peduli bahwa aku tidur dua hari dua malam tanpa bangun. Bukan karena mereka tidak peduli, tapi karena mereka tidak ingin mengganggu orang yang sedang "tidur". Aku membayangkan bahwa ibuku pasti akan sangat sedih saat mendengar kabar bahwa aku ditemukan meninggal dalam kamar kost setelah dua hari tidak bangun.

Hal yang paling berbahaya pada saat hipoglikemia adalah kurangnya supply gula ke otak. Jika hal ini berlangsung lama, maka otak akan mengalami kerusakan. Dan bagaimana mungkin orang bisa tetap bertahan jika otaknya sudah rusak. Dan salah-satu yang aku jadikan tanda bahwa aku mengalami hipoglikemia adalah saat aku merasa mulai bingung dan seperti tidak bisa berpikir.

Terus bagaimana aku bisa mengambil tindakan penyelamatan untuk diri sendiri jika aku sendiri sudah tidak bisa berpikir? Allahu Akbar, Allah memberiku semacam instink. Dalam keadaan seperti itu, biasanya aku mencari makanan tanpa harus berpikir. Untuk jaga-jaga, biasanya aku menyediakan makanan ringan manis di dekat tempat tidurku. Dan aku beberapa kali tiba-tiba terbangun, dan langsung membuka toples dan memakan isinya. Sekitar 5 menit kemudian, waktu untuk gula itu sampai ke otakku, biasanya aku akan tersadar dengan keadaanku.

Aku juga sering bangun di waktu subuh, dan seperti biasa, aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, tetapi saat itu aku tidak tahu apa yang sedang aku lakukan. Biasanya aku cuma bingung dan mondar-mandir saja. Aku berpikir, apa yang harus aku lakukan? Walau biasanya aku tetap melakukan wudhu dalam urutan yang benar, tapi tetap saja aku masih tidak mengerti sebenarnya aku melakukan itu untuk apa.

Kalau sudah begitu, biasanya aku akan keluar dari kamar mandi, kemudian aku mencari makanan. Aku makan dan duduk menunggu. Ting! gula telah sampai ke otak, dan aku kembali masuk ke kamar mandi untuk wudhu lagi.

Tetapi terkadang urutannya tidak begitu. Aku wudhu seperti biasa, kemudian ganti baju untuk sholat, dan berdiri untuk sholat. Tetapi kemudian aku bingung. Aku berpikir, Sholat itu apa? Oia, ini dhuhur, jadi aku harus sholat empat rakaat. Tapi aku berpikir lagi, empat rakaat itu apa? Baru setelah itu biasanya aku mencari makanan, dan duduk menunggu. Setelah gula sampai ke otak. Biasanya aku mengambil wudhu lagi, karena aku pikir wudhu yang aku lakukan tidak syah karena aku melakukannya dalam keadaan tidak sadar.

Nah, jika Anda juga penderita diabetes, maka segeralah makan jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan diri Anda. Itulah penyelamatan yang harus segera Anda lakukan sebelum otak Anda mengalami kerusakan.

Postingan Populer